Senin, 13 Oktober 2014

RANGKUMAN MATERI SARAF

rangkuman sistem saraf


Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada tubuh kita terdapat suatu sistem yang mengatur semua organ tersebut. Sistem tersebut adalah sistem koordinasi yang berpusat pada satu organ yaitu otak
Organ Penyusun Sistem Saraf
Fungsi sistem saraf:
-        Penghubung antara tubuh dengan dunia luar melalui indra
-        Pengatur respon terhadap rangsangan
-        Mengatur dan mengendalikan kerja organ-organ tubuh sehingga dapat bekerja sesuai fungsinya
Sel Saraf (neuron)
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf.
Sel saraf terdiri atas 3 bagian utama:
-        Badan sel
-        Dendrit
-        neurit
Dendrit
Merupakan tonjolan sitoplasma yang pendek, dengan ujung yang bercabang-cabang]
BerfungNeurit (akson)
Merupakan serabut saraf berupa tonjolan sitoplasma yang panjang
Berfungsi meneruskan impuls sarah dari badan sel yang satu ke badan sel yang lain
Neurit dilindungi oleh selubung mielin (isolator). Selubung mielin disusun dari sel-sel Schwann yang memberi makan neurit dan membantu regenerasi neurit
Di dalam neurit terdapat benang-benang halus neurofibril
si meneruskan rangsang (impuls) saraf menuju badan sal saraf
Berdasarkan fungsinya, neuron terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
-        Neuron sensorik (sel saraf indra)
-        Neuron motorik
-        Neuron konektor (sel saraf penghubung)
                      Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Saraf pusat dilindungi oleh lapisan meninges, yaitu: duramater, arachnoid dan piamater. Diantara arachnoid dengan piamater terdapat ruang subarachnoid yang berisikan cairan serebrospinal yang berfungsi sebagai pelindung/peredam dari benturan.
                                                                       Otak
Otak merupakan pusat koordinasi utama, terletak di rongga kepala dan dilindungi oleh tempurung kepala
     Otak Besar (serebrum)
 Merupakan pusat pengendali kegiatan yang disadari.
Terdiri dari dua bagian, yaitu:
-        Belahan kiri yang mengendalikan tubuh bagian kanan
-        Belahan kanan yang mengendalikan tubuh bagian kiri
Terbagi menjadi 3 area, yaitu
-        Area sensorik berkaitan dengan penerimaan rangsangan
-        Area motorik berkaitan dengan menanggapi rangsangan
-        Area asosiasi penghubung antara sensorik dan motorik yang berperan dalam proses belajar, berfikir, mengambil keputusan, mengingat dan penguasaan bahasa
    Otak Tengah ( mesensefalon)
Otak tengah berkaitan dengan refleks mata, tonus (kontraksi terus-menerus) otot, dan posisi tubuh
Otak Depan (diensefalon)
 Otak depan terdiri dari:
-        Talamus
-        Hipotalamus
Talamus berfungsi menerima semua rangsangan kecuali bau dan meneruskannya ke area sensorik otak besar
Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan suhu dan nutrien, penjagaan kesadaran dan penumbuhan sikap agresif
    Otak Kecil (serebelum)
Otak kecil terbagi menjadi dua, yaitu belahan kiri dan kanan. Kedua belahan dihubungkan dengan jembatan varol
Otak kecil mengatur keseimbangan tubuh dan pusat koordinasi kerja otot ketika bergerak
    Sumsum Lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan berperan mengatur denyut jantung, penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, batuk, bersin, bersendawa dan muntah
Bagian Sumsum lanjutan yang menghubungkan otak adalah pons, berfungsi  sebagai pengatur pernafasan
     Sumsum Tulang Belakang (medula spinalis)
Merupakan sambungan dari sumum lanjutan sampai vertebra lumbalis.
Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar)
Sumsum tulang belakang terdiri dari dua bagian, yaitu:
-        Ventral (mengarah ke perut)
-        Dorsal (mengarah ke punggung)
Ventral mengandung badan neoron motorik dan neuritnya kearah efektor
Dorsal mengandung badan neoron sensorik
      Sistem Saraf Tepi (perifer)
Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh
Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi:
-        Sistem saraf aferen
-        Sistem saraf eferen
Aferen membawa impuls dari reseptor ke saraf pusat
Eferen membawa impuls dari saraf pusat ke efektor
Sistem saraf tepi terbagi menjadi dua, yaitu:
-        Sistem saraf somatik
-        Sistem saraf otonom
                                                         Sistem saraf somatik
Terdiri atas 12 pasang saraf otak (saraf kranial) dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)
Saraf kranial terdiri atas:
-        Sensorik (1,2 dan 8)
-        Motorik (3,4,6,11 dan 12)
-        Sensorik dan motorik (5,7,9 dan 10)
Saraf spinal merupakan saraf campuran sensorik (berasal dari dorsal) dan motorik (berasal dari ventral)
                                                     Sistem saraf otonom
Disebut juga saraf tak sadar
Sistem saraf otonom dibedakan menjadi:
-        Sistem saraf simpatik
-        Sistem saraf parasimpatik
                                        Gerak Refleks
Adalah: gerak capat yang terjadi sebagai mekanisme respon untuk mengelak dari rangsangan yang membahayakan.
Refleks berasal dari kata reflexus yang artinya melengkung balik
Gerak refleks dapat dibedakan menjadi:
-        Refleks bawaan/tunggal
-        Refleks kompleks
-        Refleks dipelajari
Alat indra
Alat indra adalah organ yang peka terhadap rangsangan tertentu
Manusia memiliki lima alat indra, yaitu:
-        Mata
-        Telinga
-        Hidung
-        Lidah
-        kulit
Mata adalah alat indra yang peka terhadap cahaya
Mata dilindungi oleh alis, kelopak mata dan kelenjar air mata.
Dinding bola mata terdiri dari tiga lapis, yaitu:
-        Sklera
-        Koroidea
-        retina
  Sklera adalah lapisan terluar, keras dan berwarna putih (putih mata) Bagian depan lapisan ini menonjol dan disebut kornea
Retina atau selaput jala sebagai penangkap bayangan benda.
Retina mengandung reseptor yang peka terhadap cahaya, yaitu:
-        Sel batang (basilus) berfungsi pada cahaya suram dan tidak mengenal warna
-        Sel kerucut (konus) berfungsi pada cahaya terang dan mengenal warna
Telinga
Telinga adalah organ yang peka terhadap suara. Telinga terdiri dari:
-        telinga luar
-        Telinga tengah
-        Telinga dalam
                                                                   Telinga luar
n  Telinga luar terdiri atas:
-        Daun telinga
-        Lubang telinga
-        Gendang telinga
                                                   Telinga tengah
n  Telinga tengah terdiri atas:
-        Tulang martil (malleus)
-        Tulang landasan (inkus)
-        Tulang sanggurdi (stapes)
Telinga tengah dihubungkan dengan mulut oleh saluran eustachius
                                           Telinga dalam
Telinga dalam terdiri atas:
-        Rumah siput (koklea)
-        Tiga saluran gelung (kanalis semisirkularis)
Koklea berfungsi dalam penerimaan suara
Saluran gelung berfungsi sebagai alat keseimbangan
                                                                     Kulit
Kulit adalah alat indra yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, sakit, panas dan dingin
       Hidung                               
Hidung mempunyai kemoreseptor yang peka terhadap rangsangan zat kibia berbentuk gas, yaitu bau.
                                                  Lidah
Lidah memiliki kemoreseptor yang peka terhadap zat kimia yang larut dalam air. Permukaan lidah kasar karena dipenuhi tonjolan-tonjolan yang disebut papila. Di celah-celah papila terdapat kuncup-kuncup pengecap.
Ada empat kuncup pengecap, yaitu:
-        Pengecap manis pada ujung lidah
-        Pengecap asin pada tepi lidah
-        Pengecap pahit pada pangkal lidah
-        Pengecap asam pada tepi lidah bagian belakang
                        
Kelainan dan Penyakit pada Alat Indra
n  Astigmatis (mata silindris)
Penyebab: bola mata tidak bulat
Akibat: tidak dapat melihat garis-garis horisontal dan vertikal bersamaan
Kelainan ini dapat diatasi dengan kacamata silindris
n  Miopi (rabun jauh)
Penyebab: lensa mata tidak dapat menipis
Akibat: tidak dapat melihat jauh dengan jelas
Kelainan ini dapat diatasi dengan kacamata berlensa cekung
n  Hipermetropi (rabun dekat)
Penyebab: lensa mata tidak dapat menebal
Akibat: tidak dapat melihat dekat dengan jelas
Kelainan ini dapat diatasi dengan kacamata berlensa cembung
n  Presbiopi
Penyebab: daya akomodasi mata berkurang
Akibat: tidak dapat melihat jauh maupun dekat dengan jelas
Kelainan ini dapat diatasi dengan kacamata bifokal
n  Rabun senja
Penyebab: kekurangan vitamin A
Akibat: tidak dapat melihat dengan baik pada saat senja dan malam hari
Pencegahan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A
n  Keratomalasi
Penyebabkekurangan vitamin A yang parah
Akibat: kornea mata keruh, permukaan mata kering dan kasar dan penglihatan berkurang hingga kebutaan
n  Katarak
Penyebab: lensa mata keruh dan kabur
Akibat: cahaya tidak sampai ke retina
Dapat diatasi dengan operasi
n  Juling
Penyebab: ketidakserasian kerja otot penggerak bola mata kanan dan kiri
Dapat diatasi dengan operasi
n  Glaukoma
Penyebab: penyumbatan disaluran bola mata menyebabkan peningkatan tekanan pada bola mata
Akibat: kebutaan
Kelainan ini dapat diatasi dengan obat-obatan dan operasi
n  Buta Warna
Penyebab: keturunan
Akibat: tidak dapat melihat warna tertentu
Kelainan ini tidak dapat disembuhkan.
Lebih banyak menyerang laki-laki
n  Radang telinga
Penyebab: baketri dan virus
Menyerang bagian luar melalui kotoran yang masuk ketika berenang
Menyerang bagian dalam, bakteri atau virus masuk dari rongga mulut melalui saluran eustachius
n  Otosklerosis
Penyebab: tulang sanggurdi kaku dan tidak dapat bergerak leluasa
Akibat: tuli konduksi yang menahun
n  Anosmia
 penyebab: cidera/infeksi didasar kepala, keracunan timbal, merokok, tumor otak bagian depan
Akibat: kehilangan kemampuan unutuk membau/mencium
Pengobatan tergantung dari penyebabnya
Nodus Ranvier adalah bagian atau titik pada akson yang tidak terbungkus selubung mielin. Nodus Ranvier memiliki diameter sekitar 1 mikrometer. Nodus Ranvier ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier. Selubung mielinberfungsi sebagai pelindung akson dan membungkusnya, namun selubung ini tidak membungkus secara keseluruhan, dan yang tidak terbungkus merupakan Nodus Ranvier.
Pada sel saraf, selubung Mielin adalah lapisan fosfolipid yang membungkus akson secara konsentrik. Sel Schwann merupakan sel yang membentuk selubung pada sistem saraf tepi, sedangkan oligodendrosit merupakan sel yang membentuk selubung yang sama pada sistem saraf pusat. Selubung mielin merupakan karakteristik dari vertebrata (gnathostome), tetapi juga diangkat oleh evolusi pararel beberapa invertebrata.[1] Mielin ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier pada tahun 1878.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar