Candi Sanggrahan
Candi Sanggrahan terletak di Dusun Sanggrahan, Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Candi ini hanya berjarak ± 3 Km dari Candi Gayatri atau Candi Boyolangu dan berjarak 1,5 Km dari Candi Dadi, tapi harus naik gunung serta berjarak 6,5 Km dari Candi Mirigambar.
Bacpacker ke Candi Sanggrahan
> Selepas Candi Boyolangu / Candi Gayatri, kita bisa naik angkot dari Pasar Boyolangu. Namun, angkotnya tidak langsung turun di Candi Sanggrahan. Dari situ kita bisa jalan kaki menuju candi.
> Jika dari arah kota Tulungagung, kita dapat turun di Perempatan Jepun, dari sini kita bisa naik angkot, becak atau naik ojek.
> Jika
berkendara sendiri, begitu memasuki Kota Tulungagung akan ada banyak
papan yang mengarah ke berbagai candi yang ada di Kabupaten ini. Kita
hanya
mengarahkan kendaraan ke Perempatan Jepun dan akan ada banyak papan yang mengarah ke Candi Sanggrahan.
mengarahkan kendaraan ke Perempatan Jepun dan akan ada banyak papan yang mengarah ke Candi Sanggrahan.
Komplek Percandian
Candi Sanggrahan sebenarnya merupakan sebuah komplek
percandian. Sayangnya, seiring berjalannya waktu, dua candi perwara
yang berada di sebelah timur candi induk sudah runtuh dan tak bersisa.
Sekarang, hanya candi induknya saja yang masih tegak berdiri.
Candi
induk Sanggrahan menghadap ke barat dengan panjang 12.60m lebar 9.05 m
tinggi 5.86 cm. Bagian atap candi telah runtuh dan yang tersisa adalah
bagian kaki candi dan sedikit badan candi. Candi Sanggrahan sendiri
merupakan candi yang unik karena disusun atas dua batu yang berbeda.
Bagian dalam candi disusun dari batu bata, sedangkan bagian luarnya
terbuat dari batu andesit. Hal demikian juga dapat kita temui pada Candi
Simping, Candi Surowono dan Candi Induk Penataran.
Candi Sanggrahan Tahun 1920
Candi Sanggrahan merupakan Candi Buddha karena dulu disekitar candi pernah diketemukan lima buah patung Buddha dalam posisi mudra yang berbeda - beda,
namun entah sekarang patung – patung tersebut berada di rumah juru
pelihara candi atau telah dipindah ke Museum Daerah Tulungagung [saya
sendiri tidak bertemu jupel candi sewaktu kesini]. Candi Sanggrahan juga
minim relief maupun hiasan. Hanya terdapat relief singa yang berada
dalam bidang persegi dan mengelilingi kaki candi. Selebihnya hanya
bidang persegi kosong yang seharusnya berisi panil relief. Hal yang sama juga bisa dilihat di Candi Rimbi,
bahkan kemungkinan besar bentuk Candi Sanggrahan tidak akan berbeda
dengan Candi Rimbi jika kedua candi ini sama – sama dipugar.
Pagar Bata dan Fungsi Candi
Candi Sanggrahan Dan Pagar Pembatasnya
Hal
istimewa dari Candi Sanggrahan adalah adanya pagar penahan dari batu
bata yang masih utuh serta memiliki tinggi dua meter. Pagar penahan ini
dihiasi oleh ornamen belah ketupat dalam posisi tidur.
Gerbang masuknya sendiri berada di sebelah barat dan harus menaiki
tangga selebar setengah meter. Gapuranya sendiri sudah runtuh dan hanya
menyisakan bagian kakinya saja.
Pintu Masuk Dan Reruntuhan Gapura Candi Sanggrahan
Informasi
mengenai Candi Sanggrahan sangat kurang. Banyak ahli menebak – nebak
fungsi dari Candi Sanggrahan pada masa lampau. Namun, terdapat cerita
rakyat yang menceritakan asal – usul Candi Sanggrahan. Diantara sekian
banyak cerita rakyat tersebut, cerita rakyat versi Sina Wijoyo Suyono
yang paling terkenal [tapi saya sendiri baru denger sekarang :) ] Cerita
tersebut menyebutkan Candi Sanggrahan sebagai tempat beristirahatnya
rombongan pembawa jenazah Gayatri
(Rajapadmi),pendeta wanita Buddha (Bhiksumi) masa kerajaan Majapahit
Pemerintahan Hayam Wuruk. Jenazah itu dibawa dari Keraton Majapahit
untuk menjalani upacara pembakaran di sebuah tempat disekitar Boyolangu.
Dalam versi tersebut, Candi Sanggrahan disebut Candi Cungkup, sedangkan
Candi Boyolangu dikenal dengan nama Candi Gayatri.
Candi Cungkup
Walaupun
punya saudara yang tinggal di Tulungagung, nyatanya mereka kurang
mengetahui letak candi – candi disini. Hasilnya, saya harus memelototi
wikimapia selama tiga hari hingga akhirnya menemukan Candi Boyolangu /
Candi Gayatri dan langsung me”add” lokasinya, namun tak sampai
menemukan Candi Sanggrahan lantaran citra satelit yang buram di daerah
tersebut (sekarang sudah saya add lokasinya ).
Berbagai Sudut Candi Sanggrahan
Sampai
sekarang, masyarakat sekitar juga menyebut Candi Sanggrahan dengan
sebutan Candi Cungkup. Jika begitu, maka ada tiga candi yang saya kenal
yang mendapat “nama tidak resmi” yang sama [sama – sama disebut Candi
Cungkup], yaitu Candi Sawentar, Candi Kasimantengah dan Candi Sanggrahan
ini.
Candi Sanggrahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar