Perang Dunia II
Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII
atau PD2), adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945.
Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia —termasuk semua kekuatan besar—yang
pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling
bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang
melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer Dalam keadaan
"perang total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan
ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus
perbedaan antara sumber daya sipil dan militer. Ditandai oleh sejumlah
peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk Holocaust
dan pemakaian
senjata nuklir dalam peperangan,
perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50
juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah
kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan
sepanjang sejarah umat manusia
Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur
dan sudah memulai perang dengan Republik Cina
pada tahun 1937 tetapi perang dunia secara umum pecah pada tanggal
1 September 1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jerman yang diikuti
serangkaian pernyataan perang terhadap Jerman oleh Perancis dan Britania. Sejak akhir
1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian kampanye dan perjanjian, Jerman membentuk aliansi Poros bersama Italia, menguasai
atau menaklukkan sebagian besar benua Eropa. Setelah Pakta Molotov–Ribbentrop,
Jerman dan Uni Soviet berpisah dan menganeksasi wilayah negara-negara
tetangganya sendiri di Eropa, termasuk
Polandia. Britania Raya, dengan imperium dan Persemakmurannya, menjadi satu-satunya kekuatan besar Sekutu yang terus
berperang melawan blok Poros, dengan mengadakan pertempuran di Afrika
Utara dan Pertempuran
Atlantik. Bulan Juni 1941, Poros Eropa melancarkan
invasi terhadap Uni Soviet yang menandakan terbukanya teater perang
darat terbesar sepanjang sejarah,
yang melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir perang. Pada
bulan Desember 1941, Jepang bergabung dengan blok Poros, menyerang Amerika Serikat
dan teritori Eropa di
Samudra Pasifik, dan dengan cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat.
Serbuan Poros berhenti tahun 1942, setelah Jepang kalah
dalam berbagai pertempuran laut dan tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika Utara
dan Stalingrad. Pada tahun 1943, melalui serangkaian kekalahan Jerman di
Eropa Timur, invasi Sekutu ke Italia, dan kemenangan Amerika Serikat di Pasifik, Poros
kehilangan inisiatif mereka dan mundur secara strategis di semua front. Tahun
1944, Sekutu Barat menyerbu
Perancis, sementara Uni Soviet merebut
kembali semua teritori yang pernah dicaplok dan menyerbu Jerman beserta
sekutunya. Perang di Eropa berakhir dengan pendudukan Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia dan penyerahan tanpa syarat Jerman pada tanggal 8 Mei 1945. Sepanjang 1944 dan 1945, Amerika Serikat mengalahkan
Angkatan Laut Jepang dan menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat, menjatuhkan
bom atom di negara itu menjelang invasi ke Kepulauan Jepang.
Uni Soviet kemudian mengikuti melalui negosiasi dengan menyatakan perang
terhadap Jepang dan menyerbu
Manchuria. Kekaisaran Jepang menyerah pada
tanggal 15 Agustus 1945, sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat
kemenangan total Sekutu atas Poros.
Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur
sosial dunia. Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan untuk memperkuat
kerja sama internasional dan mencegah konflik-konflik yang akan datang. Para
kekuatan besar yang merupakan pemenang perang—Amerika Serikat, Uni Soviet,
Cina, Britania Raya, dan Perancis—menjadi anggota permanen Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.[3]
Uni Soviet dan Amerika Serikat muncnul sebagai kekuatan super yang saling
bersaing dan mendirikan panggung Perang Dunia
yang kelak bertahan selama 46 tahun selanjutnya. Sementara itu, pengaruh
kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan dekolonisasi
Asia dan Afrika dimulai. Kebanyakan negara yang industrinya terkena dampak
buruk muali menjlaani pemulihan ekonomi.
Integrasi politik, khususnya di
Eropa, muncul sebagai upaya untuk
menstabilkan hubungan pascaperang.
Kronologi
Awal terjadinya perang umumnya disetujui pada tanggal
1 September 1939, dimulai dengan invasi Jerman ke Polandia;
Britania dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman dua hari kemudian.
Tanggal lain mengenai awal perang ini adalah dimulainya Perang
Cina-Jepang Kedua pada 7 Juli 1937.
Lainnya mengikuti sejarawan Britania Raya A.
J. P. Taylor, yang percaya bahwa Perang
Cina-Jepang dan perang di Eropa beserta koloninya terjadi bersamaan dan dua
perang ini bergabung pada tahun 1941. Artikel ini memakai penanggalan
konvesional. Tanggal-tanggal awal lainnya yang sering dipakai untuk Perang
Dunia II juga meliputi invasi Italia ke Abisinia
pada tanggal 3 Oktober 1935.]Sejarawan
Britania raya Antony
Beevor memandang awal Perang Dunia Kedua
terjadi saat Jepang menyerbu Manchuria bulan Agustus 1939.
Tanggal pasti akhir perang juga tidak disetujui secara
universal. Dari dulu disebutkan bahwa perang berakhir saat gencatan senjata
14 Agustus 1945 (V-J Day), alih-alih penyerahan diri resmi Jepang (2 September
1945); di sejumlah teks sejarah Eropa, perang ini berakhir pada V-E Day (8 Mei 1945). Meski begitu, Perjanjian
Damai dengan Jepang baru ditandatangani pada tahun
1951,dan dengan Jerman
pada tahun 1990.
Latar belakang
Perang Dunia I
membuat perubahan besar pada peta politik, dengan kekalahan Blok Sentral,
termasuk Austria-Hongaria, Jerman, dan Kesultanan Utsmaniyah; dan perebutan kekuasaan oleh Bolshevik di
Rusia pada tahun
1917. Sementara itu, negara-negara Sekutu yang menang seperti Perancis, Belgia,
Italia, Yunani, dan Rumania memperoleh wilayah baru, dan negara-negara baru
tercipta setelah runtuhnya Austria-Hongaria, Kekaisaran Rusia,
dan Kesultanan Utsmaniyah.
Meski muncul gerakan pasifis setelah
perang, kekalahan ini masih membuat
nasionalisme iredentis dan revanchis pemain utama di sejumlah negara Eropa. Iredentisme dan
revanchisme punya pengaruh kuat di Jerman karena kehilangan teritori, koloni,
dan keuangan yang besar akibat Perjanjian Versailles. Menurut perjanjian ini, Jerman kehilangan 13 persen
wilayah dalam negerinya dan seluruh koloninya di luar negeri,
sementara Jerman dilarang menganeksasi negara lain, harus membayar biaya
perbaikan perang, dan membatasi ukuran dan kemampuan angkatan bersenjata
negaranya. Pada saat yang sama, Perang Saudara Rusia berakhir dengan terbentuknya Uni Soviet.
Kekaisaran Jerman bubar melalui Revolusi Jerman 1918–1919
dan sebuah pemerintahaan demokratis yang kemudian dikenal dengan nama Republik Weimar
dibentuk. Periode antarperang melibatkan kerusuhan antara pendukung republik
baru ini dan penentang garis keras atas sayap kanan maupun kiri. Walaupun Italia selaku sekutu Entente berhasil merebut
sejumlah wilayah, kaum nasionalis Italia marah mengetahui janji-janji
Britania dan Perancis yang menjamin masuknya Italia ke kancah perang tidak
dipenuhi dengan penyelesaian damai. Sejak 1922 sampai 1925, gerakan Fasis pimpinan Benito Mussolini
berkuasa di Italia dnegan agenda nasionalis, totalitarian, dan kolaborasionis
kelas yang menghapus demokrasi perwakilan, penindasan sosialis, kaum sayap kiri
dan liberal, dan mengejar kebijakan luar negeri agresif yang berusaha membawa
Italia sebagai kekuatan dunia—"Kekaisaran Romawi Baru"
Di Jerman, Partai Nazi
yang dipimpin Adolf Hitler berupaya mendirikan pemerintahan fasis di Jerman. Setelah Depresi Besar
dimulai, dukungan dalam negeri untuk Nazi meningkat dan, pada tahun 1993,
Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman. Setelah kebakaran Reichstag, Hitler menciptakan negara satu partai totalitarian yang dipimpin
Partai Nazi.
Parati Kuomintang
(KMT) di Cina melancarkan kampanye
penyatuan melawan panglima perang regional
dan secara nominal berhasil menyatukan Cina pada pertengahan 1920-an, tetapi
langsung terlibat dalam perang saudara melawan bekas sekutunya yang komunis. Pada tahun 1931, Kekaisaran Jepang
yang semakin militaristik,
yang sudah lama berusaha memengaruhi Cina sebagai
tahap pertama dari apa yang disebut pemerintahnya sebagai hak untuk menguasai Asia,
memakai Insiden Mukden sebagai alasan melancarkan invasi
ke Manchuria dan mendirikan negara boneka Manchukuo.
Terlalu lemah melawan Jepang, Cina meminta bantuan Liga Bangsa-Bangsa. Jepang menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa setelah dikecam atas tindakannya
terhadap Manchuria. Kedua negara ini kemudian bertempur di Shanghai, Rehe, dan Hebei sampai Gencatan Senjata Tanggu
ditandatangani tahun 1933. Setelah itu, pasukan voluntir Cina melanjutkan
pemberontakan terhadap agresi Jepang di Manchuria, dan Chahar dan Suiyuan. Adolf
Hitler, setelah upaya gagal menggulingkan pemerintah
Jerman tahun 1923, menjadi Kanselir
Jerman pada tahun 1933. Ia menghapus
demokrasi, menciptakan revisi
orde baru radikal dan rasis, dan segera
memulai kampanye persenjataan kembali.[20]
Sementara itu, Perancis, untuk melindungi aliansinya, memberikan Italia kendali atas Ethiopia yang diinginkan Italia sebagai jajahan kolonialnya. Situasi
ini memburuk pada awal 1935 ketika Teritori Cekungan Saar
dengan sah bersatu kembali dengan Jerman dan Hitler menolak Perjanjian
Versailles, mempercepat program persenjataan kembalinya dan memperkenalkan wajib militer.
Berharap mencegah Jerman, Britania Raya, Perancis, dan
Italia membentuk Front
Stresa. Uni Soviet, khawatir akan keinginan Jerman mencaplok wilayah luas di Eropa Timur, membuat perjanjian bantuan bersama dengan Perancis.
Sebelum diberlakukan, pakta Perancis-Soviet
ini perlu melewati birokrasi Liga Bangsa-Bangsa, yang pada dasarnya menjadikannya tidak berguna. Akan
tetapi, pada bulan Juni 1935, Britania Raya membuat perjanjian laut independen
dengan Jerman, sehingga melonggarkkan batasan-batasan sebelumnya. Amerika
Serikat, setelah mempertimbangkan peristiwa yang terjadi di Eropa dan Asia,
mengesahkan Undang-Undang Netralitas
pada bulan Agustus. Pada bulan Oktober, Italia menginvasi Ethiopia, dan Jerman
adalah satu-satunya negara besar Eropa yang mendukung tindakan tersebut. Italia
langsung menarik keberatannya terhadap tindakan Jerman menganeksasi Austria.
Hitler menolak Perjanjian Versailles dan Locarno dengan meremiliterisasi Rhineland pada bulan Maret 1936. Ia mendapat sedikit tanggapan dari
kekuatan-kekuatan Eropa lainnya. Ketika Perang Saudara Spanyol pecah bulan Juli, Hitler dan Mussolini mendukung pasukan
Nasionalis yang fasis dan otoriter dalam
perang saudara mereka melawan Republik
Spanyol yang didukung Soviet. Kedua pihak
memakai konflik ini untuk menguji senjata dan metode peperangan baru, berakhir
dengan kemenangan Nasionalis pada awal 1939. Bulan Oktober 1936, Jerman dan
Italia membentuk Poros
Roma-Berlin. Sebulan kemudian, Jerman dan
Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern, namun kelak diikuti Italia pada tahun berikutnya. Di cina,
setelah Insiden Xi'an, pasukan Kuomintang dan komunis menyetujui gencatan senjata
untuk membentuk front
bersatu dan sama-sama melawan Jepang.
Pendudukan Eropa dan perjanjian
Dari kiri ke kanan (depan): Chamberlain, Daladier, Hitler, Mussolini,
dan Ciano sebelum menandatangani Perjanjian Munich.
Di Eropa, Jerman dan Italia semakin keras. Pada bulan Maret
1938, Jerman menganeksasi Austria, lagi-lagi mendapat sedikit
perhatian dari kekuatan-kekuatan Eropa
lainnya. Semakin tertantang, Hitler mulai menegaskan klaim Jerman atas Sudetenland,
wilayah Cekoslowakia yang didominasi oleh etnis
Jerman; dan Perancis dan Britania segera
memberikan wilayah ini ke Jerman melalui Perjanjian
Munich, yang dibuat melawan keinginan
pemerintah Cekoslowakia, dengan imbalan janji tidak meminta wilayah lagi.
Sesaat setelah perjanjian ini, Jerman dan Italia memaksa Cekoslowakia menyerahkan
wilayah tambahan ke Hongaria dan Polandia. Pada
bulan Maret 1939, Jerman
menyerbu sisa Cekoslowakia dan
membelahnya menjadi Protektorat
Bohemia dan Moravia Jerman dan negara klien
pro-Jerman bernama Republik Slovak.
Terkejut, ditambah Hitler menuntut Danzig, Perancis dan Britania Raya menjamin dukungan mereka terhadap kemerdekaan Polandia; ketika Italia
menguasai Albania pada bulan April 1939, jaminan yang
sama diberikan untuk Rumania dan Yunani.Tidak lama setelah janji Perancis-Britania
kepada Polandia, Jerman dan Italia meresmikan aliansi mereka sendiri melalui Pakta
Baja.
Bulan Agustus 1939, Jerman dan Uni Soviet menandatangani Pakta
Molotov–Ribbentrop, sebuah perjanjian non-agresi
dengan satu protokol rahasia. Setiap pihak memberikan haknya satu sama lain,
"andai terjadi penyusunan wilayah dan politik," terhadap
"cakupan pengaruh" (antara Polandia dan Lituania untuk Jerman, dan Polandia timur,
Finlandia, Estonia, Latvia, dan Bessarabia
untuk Uni Soviet). Pakta ini juga memunculkan pertanyaan tentang
keberlangsungan kemerdekaan Polandia.
Alur perang
Pecah di Eropa (1939)
Parade umum Wehrmacht
Jerman dan Pasukan Merah Soviet pada tanggal 23 September 1939 di Brest, Polandia
Timur setelah Invasi Polandia berakhir.
Di tengah adalah Mayor Jenderal Heinz Guderian
dan di kanan adalah Brigadir Semyon
Krivoshein.
Pada tanggal 1 September 1939, Jerman dan Slowakia—negara klien
pada tahun 1939—menyerang Polandia. Tanggal 3 September, Perancis dan Britania Raya,
diikuti negara-negara Persemakmuran, menyatakan perang terhadap Jerman, tetapi memberi sedikit dukungan
kepada Polandia ketimbang serangan
kecil Perancis ke Saarland. Britania dan
Perancis juga mulai memblokir perairan Jerman
pada tanggal 3 September untuk melemahkan ekonomi dan upaya perang negara
ini.
Tanggal 17 September, setelah menandatangani gencatan senjata dengan Jepang, Soviet juga
menyerbu Polandia. Wilayah Polandia terbagi antara Jerman dan Uni Soviet,
dengan Lituania dan Slowakia mendapat
bagian kecil. Polandia tidak menyerah; mereka mendirikan Negara Bawah Tanah Polandia dan Pasukan Dalam Negeri
bawah tanah, dan terus berperang bersama Sekutu di semua front di luar
Polandia.
Sekitar 100.000 personil militer Polandia diungsikan
ke Rumania dan negara-negara Baltik; sebagian
besar tentara tersebut kemudian berperang melawan Jerman di teater perang yang
lain. Pemecah
kode Enigma Polandia juga diungsikan ke Perancis. Pada
saat itu pula, Jepang melancarkan serangan pertamanya ke Changsha, sebuah kota Cina yang strategis, tetapi digagalkan pada
akhir September.
Setelah invasi Polandia dan perjanjian Jerman-Soviet atas Lituania, Uni Soviet memaksa negara-negara Baltik mengizinkan mereka menempatkan tentara Soviet di negara mereka atas alasan "bantuan bersama". Finlandia menolak
permintaan wilayah dan diserang oleh Uni Soviet pada bulan November 1939. Konflik yang kemudian pecah berakhir pada bulan Maret 1940 dengan konsesi oleh
Finlandia. Perancis dan Britania Raya,
menyebut serangan Soviet ke Finlandia sebagai alasan memasuki kancah perang di
pihak Jerman, menanggapi invasi Soviet dengan mendukung dikeluarkannya Uni
Soviet dari Liga Bangsa-Bangsa.
Di Eropa Barat, tentara Britania dikerahkan ke benua ini,
namun pada fase yang dijuluki Perang Phoney
oleh Britania dan "Sitzkrieg" (perang duduk) oleh Jerman tak
satupun pihak yang melancarkan operasi besar-besaran terhadap satu sama lain
sampai April 1940. Uni Soviet dan Jerman membuat pakta dagang pada bulan Februari 1940, yang berarti Soviet menerima bantuan militer dan industri
dengan imbalan menyediakan bahan mentah untuk Jerman agar bisa mengakali
pemblokiran oleh Sekutu.
Pada bulan April 1940, Jerman
menginvasi Denmark dan Norwegia
untuk mengamankan pengiriman bijih besi dari Swedia,
yang hendak
dihadang oleh Sekutu.Denmark langsung
menyerah, dan meski dibantu Sekutu, Norwegia berhasil dikuasai dalam waktu dua bulan.Bulan Mei
1940, Britania
menyerbu Islandia untuk mencegah kemungkinan invasi
Jerman ke pulau itu.Ketidakpuasan
Britania atas kampanye Norwegia
mendorong penggantian Perdana Menteri Neville
Chamberlain dengan Winston Churchill
pada tanggal 10 Mei 1940.
Serbuan Poros
Jerman menyerbu Perancis, Belgia, Belanda, dan Luksemburg
pada tanggal 10 Mei 1940.]Belanda dan Belgia kewalahan menghadapi taktik blitzkrieg
dalam beberapa hari dan minggu. Jalur
Maginot yang dipertahankan Perancis dan
pasukan Sekutu di Belgia diakali dengan bergerak secara mengapit melintasi
hutan lebat Ardennes,yang disalahartikan oleh perencana perang Perancis sebagai
penghalang alami bagi kendaraan lapis baja.
Tentara Britania terpaksa keluar dari Eropa melalui Dunkirk, meninggalkan semua peralatan beratnya pada awal Juni.Tanggal
10 Juni, Italia menyerbu
Perancis, menyatakan perang terhadap
Perancis dan Britania Raya;dua belas hari kemudian Perancis menyerah
dan langsung dibelah menjadi zona pendudukan Jerman
dan Italia,dan sebuah negara
sisa yang tak diduduki di bawah Rezim
Vichy. Pada tanggal 3 Juli, Britania
menyerang armada Perancis di Aljazair untuk mencegah
perebutan oleh Jerman.
Bulan Juni, pada hari-hari terakhir Pertempuran Perancis,
Uni Soviet memaksa aneksasi Estonia, Latvia, dan Lituania,lalu menganeksasi wilayah Bessarabia
yang dipertentangkan Rumania. Sementara itu, kesesuaian politik dan kerja sama ekonomi Nazi-Soviet. perlahan
buntu,dan kedua negara mulai bersiap untuk perang.
Dengan Perancis dinetralkan, Jerman memulai kampanye superioritas udara atas Britania (Pertempuran Britania) untuk mempersiapkan sebuah
invasi. Kampanye ini gagal, dan rencana
invasi tersebut dibatalkan pada bulan September. Menggunakan
pelabuhan-pelabuhan Perancis yang baru dicaplok, Angkatan Laut Jerman menikmati
kesuksesan melawan Angkatan Laut Kerajaan dengan memakai kapal-U untuk menyerang kapal-kapal Britania di Atlantik. Italia memulai operasinya di Mediterania, memulai pengepungan
Malta bulan Juni, menguasai Somaliland Britania bulan Agustus, dan menerobos
wilayah Mesir Britania bulan
September 1940. Jepang meningkatkan pemblokirannya terhadap Cina pada bulan
September dengan merebut sejumlah pangkalan
di wilayah utara Indocina Perancis yang saat ini terisolasi.
Pertempuran Britania mengakhiri serbuan Jerman di Eropa Barat.
Sepanjang periode ini, Amerika Serikat yang netral melakukan
sejumlah hal untuk membantu Cina dan Sekutu Baratnya. Pada bulan November 1939,
Undang-Undang Netralitas
diamandemen untuk memungkinkan pembelian "beli dan angkut" oleh Sekutu. Tahun 1940, setelah pencaplokan Paris oleh
Jerman, ukuran Angkatan Laut
Amerika Serikat meningkat pesat
dan, setelah serbuan Jepang ke Indocina, Amerika Serikat memberlakukan embargo besi, baja,
dan barang-barang mekanik terhadap Jepang. Pada bulan September, Amerika Serikat
menyetujui penukaran kapal penghancur AS dengan pangkalan Britania Raya.Tetap saja, mayoritas rakyat Amerika Serikat menentang
intervensi militer langsung apapun terhadap konflik ini sampai tahun 1941.
Pada akhir September 1940, Pakta
Tiga Pihak menyatukan Jepang, Italia, dan Jerman
untuk meresmikan Kekuatan Poros. Pakta Tiga Pihak ini menegaskan bahwa negara apapun,
kecuali Uni Soviet, yang tidak terlibat dalam perang yang menyerang Kekuatan
Poros apapun akan dipaksa berperang melawan ketiganya Pada waktu itu, Amerika
Serikat terus mendukung Britania Raya dan Cina dengan memperkenalkan kebijakan Lend-Lease yang mengizinkan pengiriman material dan barang-barang lain
dan membuat zona keamanan yang membentang hingga separuh Samudra Atlantik agar Angkatan Laut
Amerika Serikat bisa melindungi konvoi Britania.
Akibatnya, Jerman dan Amerika Serikat terlibat dalam peperangan laut di
Atlantik Utara dan Tengah pada Oktober 1941, bahkan meski Amerika Serikat
secara resmi tetap netral.
Blok Poros meluas bulan November 1940 ketika Hongaria, Slowakia, dan
Rumania bergabung
dengan Pakta Tiga Pihak ini. Rumania akan memberi kontribusi besar
terhadap perang Poros melawan Uni Soviet, sebagian untuk merebut kembali wilayah yang diserahkan kepada Soviet, sebagian lagi demi memenuhi keinginan pemimpinnya, Ion Antonescu,
untuk melawan komunisme. Pada bulan Oktober 1940, Italia menyerbu Yunani, tetapi beberapa hari kemudian digagalkan dan dipukul
sampai Albania yang berakhir dengan kebuntuan. Bulan Desember 1940, pasukan
Persemakmuran Britania Raya memulai serangan balasan terhadap pasukan
Italia di Mesir dan Afrika Timur Italia.
Pada awal 1941, dengan pasukan Italia dipukul hingga Libya oleh Persemakmuran,
Churchill memerintahkan pengerahan
tentara dari Afrika untuk membantu Yunani.
Angkatan
Laut Italia juga menderita kekalahan besar,
dengan Angkatan Laut Kerajaan membuat tiga kapal perang Italia tidak berfungsi
melalui serangan
kapal induk di Taranto, dan
menetralisasi beberapa kapal perang lain pada Pertempuran Tanjung Matapan.
Jerman segera turun tangan untuk membantu Italia. Hitler mengirimkan
pasukan Jerman ke Libya pada bulan
Februari, dan pada akhir Maret mereka melancarkan serangan
terhadap pasukan Persemakmuran yang semakin sedikit. Dalam kurun sebulan,
pasukan Persemakmuran dipukul mundur ke Mesir dengan pengecualian pelabuhan
Tobruk yang dikepung. Persemakmuran berupaya
mengusir pasukan Poros pada bulan Mei
dan lagi pada bulan Juni, tetapi keduanya gagal.[ Pada awal April, setelah penandatanganan Pakta
Tiga Pihak oleh Bulgaria, Jerman turun tangan di Balkan dengan menyerbu Yunani dan Yugoslavia
setelah terjadi kudeta; di sini
mereka membuat kemajuan besar, sehingga memaksa Sekutu pindah setelah Jerman menguasai pulau Kreta, Yunani pada akhir Mei.
Sekutu sempat beberapa kali berhasil pada saat itu. Di Timur
Tengah, pasukan Persemakmuran pertama menggagalkan
kudeta di Irak yang dibantu pesawat Jerman dari
pangkalan-pangkalan di Suriah Vichy,
kemudian dengan bantuan Perancis Merdeka, menyerbu Suriah dan Lebanon untuk mencegah peristiwa seperti itu lagi. Di Atlantik,
Britania berhasil menaikkan moral publik dengan menenggelamkan kapal perang Jerman Bismarck. Mungkin yang terpenting adalah pada Pertempuran Britania, Angkatan Udara Kerajaan berhasil bertahan dari serangan Luftwaffe dan kampanye
pengeboman Jerman yang berakhir bulan Mei 1941.
Di Asia, meski sejumlah serangan dari kedua pihak, perang
antara Cina dan Jepang buntu pada tahun 1940. Demi meningkatkan tekanan
terhadap Cina dengan memblokir rute-rute suplai, dan untuk memosisikan pasukan
Jepang dengan tepat andai pecah perang dengan negara-negara Barat, Jepang merebut kendali militer di Indocina selatan[106]
Pada Agustus 1940, kaum komunis Cina melancarkan serangan di Cina Tengah;
sebagai balasan, Jepang menerapkan kebijakan keras (Kebijakan
Serba Tiga) di daerah-daerah pendudukan untuk
mengurangi sumber daya manusia dan bahan mentah untuk pasukan komunis. Antipati
yang terus berlanjut antara pasukan komunis dan nasionalis Cina memuncak pada pertempuran bersenjata pada bulan Januari 1941, secara efektif mengakhiri kerja
sama mereka.
Dengan stabilnya situasi di Eropa dan Asia, Jerman, Jepang,
dan Uni Soviet mempersiapkan diri. Dengan kekhawatiran Soviet terhadap
meningkatnya ketegangan dengan Jerman dan rencana Jepang untuk memanfaatkan
Perang Eropa dengan merebut jajahan Eropa yang kaya sumber daya alam di Asia
Tenggara, kedua kekuatan ini menandatangani Pakta Netralitas Soviet–Jepang pada bulan April 1941. Kebalikannya, Jerman bersiap-siap
menyerang Uni Soviet dengan menempatkan pasukan dalam jumlah besar di
perbatasan Soviet.
Perang global (1941)
Pada tanggal 22 Juni 1941, Jerman, bersama anggota
Poros Eropa lainnya dan Finlandia, menyerbu Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa. Target utama serangan kejutan ini adalah kawasan
Baltik, Moskwa dan Ukraina dengan tujuan utama
mengakhiri kampanye 1941 dekat jalur
Arkhangelsk-Astrakhan yang menghubungkan Laut Kaspia
dan Laut Putih.
Tujuan Hitler adalah menghancurkan Uni Soviet sebagai sebuah kekuatan militer,
menghapus komunisme, menciptakan Lebensraum
("ruang hidup") dengan memiskinkan
penduduk asli dan menjamin akses ke sumber daya strategis yang diperlukan
untuk mengalahkan musuh-musuh Jerman yang tersisa.
Meski Angkatan
Darat Merah mempersiapkan serangan
balasan strategis sebelum perang, Barbarossa
memaksa komando
tertinggi Soviet mengadopsi pertahanan
strategis. Sepanjang musim panas, Poros
berhasil menerobos jauh ke dalam wilayah Soviet, mengakibatkan kerugian besar
dalam hal personil dan material. Pada pertengahan Agustus, Komando Tinggi Angkatan Darat Jerman memutuskan menunda serangan
oleh Army
Group Centre yang kecil dan mengalihkan Satuan
Panzer ke-2 untuk membantu tentara yang maju
melintasi Ukraina tengah dan Leningrad.Serangan Kiev
sukses besar dan berakhir dengan pengepungan dan penghancuran empat unit
pasukan Soviet, serta memungkinkan pergerakan
lebih lanjut di Krimea dan Ukraina
Timur yang industrinya maju (Pertempuran Kharkov Pertama).
Pengalihan tiga per empat pasukan Poros dan sebagian besar
angkatan udaranya dari Perancis dan Mediterania tengah ke Front Timur membuat Britania mempertimbangkan kembali strategi
besarnya. Pada bulan Juli, Britania Raya dan
Uni Soviet membentuk aliansi militer melawan Jerman Britania dan Soviet menyerbu Iran untuk melindungi Koridor
Persia dan ladang minyak
Iran. Bulan Agustus, Britania Raya dan Amerika Serikat bersama-sama meresmikan Piagam Atlantik
Pada bulan Oktober, ketika tujuan operasional Poros di
Ukraina dan Baltik tercapai, dengan pengepungan Leningrad dan Sevastopol
yang masih berlanjut, sebuah serangan besar ke Moskwa dilancarkan kembali. Setelah dua bulan bertempur sengit,
pasukan Jerman hampir mencapai pinggiran terluar Moskwa, tempat
tentara-tentaranya yang lelah terpaksa menunda serangan mereka. Pencaplokan
teritorial besar dilakukan oleh pasukan Poros, tetapi kampanye mereka gagal
mencapai tujuan utamanya: dua kota utama masih dikuasai Soviet, kemampuan
memberontak Soviet gagal dipadamkan, dan Uni
Soviet mempertahankan banyak sekali potensi militernya. Fase blitzkrieg perang di Eropa telah berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar